Senin, 16 September 2019

hubungan antara Ilmu pengetahuan dan agama

Kelompok 2 filsafat ilmu

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI1
KATA PENGANTAR3
BAB I4
PENDAHULUAN4
1.1Latar belakang4
1.2Rumusan Masalah5
1.3Tujuan Penulisan5
BAB II6
PEMBAHASAN6
2.1Ilmu Pengetahuan6
2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan6
2.1.2Syarat-Syarat Ilmu Pengetahuan6
2.1.3Ciri-Ciri Umum Pengetahuan7
2.1.4Bentuk Pengetahuan8
2.1.5Tingkat-Tingkat Pengetahuan8
2.2 Agama9
2.2.1 Pengertian Agama9
2.2.2 Syarat Agama10
2.2.3 ciri-ciri Agama10
2.2.4 Bentuk-Bentuk Agama10
2.3Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan Dengan Agama11
2.3.1 Hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama11
2.3.2  persamaam12
2.3.3 Perbedaan12
BAB III14
PENUTUP14
3.1 Kesimpulan14
3.2 Daftar Pustaka15

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah filsafat ilmu yang bertemakan hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama ini tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang sudah ikut membantu menyusun makalah ini dengan baik. Kami berharap semoga dengan makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik serta saran membangun demi terciptanya makalah yang jauh lebik baik lagi.

Salatiga, 17 September 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang

Ada yang mengatakan bahwa antara ilmu pengetahuan dan agama memiliki hubungan. Baik ilmu pengetahuan dan agama mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh kebenaran. Manusia selalu mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang disaksikannya. Dia tidak pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan sendirinya secara kebetulan saja, tanpa sebab.Hasrat ingin tahu dan ketertarikan yang bersifat instinktif terhadap sebab-sebab ini memaksa kita menyelidiki bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan menyelidiki ketertibannya yang mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya! Apakah alam semesta ini, dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar membentuk satu kesatuan sistem yang besar itu, terwujud dengansendirinya, ataukah ia memperoleh wujudnya dari sesuatu yang lain"#Dalam makalah ini penulis berusaha mencoba menjelaskan secarasederhana mengenai filsafat, ilmu pengetahuan dan agama. Dimana dalam makalah ini kami berusaha memecahkan dua masalah tentang hubungan, ilmu pengetahuan dan agama serta bagaimana relasi antara ilmu pengetahuan dan agama.




1.2Rumusan Masalah

1.Apa hubungan antara ilmu pengetahuan dengan agama?
2.Apa perbedaan antara ilmu pengetahuan dengan agama?

1.3Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara ilmu pengetahuan dengan agama
2.Untuk mengetahuan perbedaan ilmu pengetahuan dengan agama

BAB II
PEMBAHASAN

2.1Ilmu Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan

Usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia[. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi, dengan kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi, jika ketiga cabang itu terpenuhi berarti sah dan diakui sebagai sebuah ilmu.

2.1.2Syarat-Syarat Ilmu Pengetahuan

1.Spontanitas
Spontanitas adalah sikap yang menunjukkan sukarela atau kehendak diri sendiri

2.Keterbukaan
Pada hakikatnya objek tidak bias membuka diri pada subjek, karena objek terkurung dan tertutup dalam dirinya, objek juga tidak membutuhkan subjek bagi dirinya sendiri, namun yang membutuhkan adalah subjek.
3.Kesadaran
Orang yang berpengetahuan adalah orang-orang yang sadar
4.Pernanan otak
Kesadaran terkait dengan otak
a.Otak kanan
Otak kanan biasanya mengendalikan tubuh bagiam kiri. Otak kanan mengurusi seperti mimpi, warna, ritme, music, kreatifitas dan imajinasi
b.Otak kiri
Otak kiri ini biasanya mengendalikan tubuh bagian kanan, otak ini menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan bernalar
2.1.3Ciri-Ciri Umum Pengetahuan
1.Imanen
Imanensi menunjukkan bahwa pengetahuan melekat didalam diri manusia serta digunakan sebagai sarana untuk menyempurnakan diri. Sifat ini bersumber dari hakikat manusia sebagai makhluk berfikir
2.Intensional
Pengetahuan terlihat dalam keterarahan kesadaran manusia, ciri ini mengharuskan manusia membuka diri terhadap sesuatu yang lain.
3.Relasional
Pengetahuan adalah hasil relasi dari subjek dan objek,
4.Progresif
Pengetahuan tidak bersifat statis namun harus bersifat dinamis.

2.1.4Bentuk Pengetahuan

1.Pengetahuan indrawi
Maksudnya adalah pengetahuan adalah penerapan dari kelima indra manusia. Yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa.
2.Pengetahuan intelektif
a.Arti pengetahuan intelektif
Pengetahuan ini adalah pembeda antara manusia dengan binatang
b.Ciri-ciri pengetahuan intelektif
1.Universal
Pengetahuan ini terletak pada ide-ide yang bersifat menyeluruh dan menyuguhkan ide yang bersigat universal
2.Memiliki suddut pandang tertentu
Manusia hanya mampu menangkap sebagian atau satu segi dari realitas, pengetahuan manusia hanya ada karena berada didunia tertentu
3.Personal
Dalam menggunakan ilmu pengetahuan setiap pribadi dituntut untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan secara baik.
4.Historis
Perkembangan pengetahuan terkait dengan waktu, teori pengetahuan selalu terbuka untuk berkembang.
2.1.5Tingkat-Tingkat Pengetahuan

a.Tingkat pertama, pengetahuan biasa
Pengetahuan yang secara alamiah sudah ada dalam bentuk manusia. Spontan karena tanpa perencanaan dan pengkajian lebih dalam, pragmatis karena pengetahuan ini berdasarkan akal sehat selalu mengedepankan kepentingan Bersama
b.Tingkat kedua pengetahuan ilmiah
Pengetahuan ini diatur secara sistematis, pengetahuan ini menjelaskan realitas tertentu dengan metode tertentu.
c.Tingkat ketiga, pengetahuan filosofis
Pengetahuan ini membicarakan hal-hal yang mendasar pada hidup manusia. Maka dari itu sifatnya lebih dalam dan komprehensif, instrument yang dipakai filsafat untuk mendalami hakikat manusia adalah akal budi.

2.2 Agama
2.2.1 Pengertian Agama

Agama adalah system kepercayaan dan praktik yang sesuai dengan kepercayaan tersebut, peraturan tentang cara hidup dan lahir batin
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas; Namun, dalam kata-kata Émile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia adalah beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005. Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme.
2.2.2 Syarat Agama

1.kelompok keyakinan memiliki ajaran yang berbeda dengan yang lain.
2.memiliki sistem peribadatan yang berbeda,
3.memiliki umat yang jumlah minimumnya masih dalam kajian,
4.memiliki organisasi yang mewakili mereka berkegiatan.
2.2.3 ciri-ciri Agama
1.Pertama, terdiri atas ritual.
2.Kedua, ada doa, nyanyian, tarian, sesaji, dan kurban.
3.Ketiga, ada usaha manusia untuk memanipulasi makhluk dan kekuatan supernatural untuk kepentingannya sendiri; seperti dewa, dewi, arwah leluhur, roh, kekuatan impersonal.
4.Keempat, ada orang tertentu yang memiliki pengetahuan khusus untuk berhubungan dengan makhluk dan kekuatan gaib.
2.2.4 Bentuk-Bentuk Agama

1.AgamaBumi
Agama bumi tidak mengenal surga dan neraka, yang ada hanyalah hidup dan mati. Nirwana pun hanya ada dalam kehidupan. R.M. Lowie mengatakan bahwa agama primitif dipengaruhi dan ditentukan bentuknya oleh kesadaran tentang adanya hal yang misterius, supernatural, dan sesuatu yang luar biasa.

Didalam agama primitive terdapat ritual magis yang secara psikologis berkaitan dengan peristiwa kerasukan, mempercayai kekuatan supranatural mampu mengubah dunia.
2.Agama Wahyu
E.E. Evans Pritchard mengatakan bahwa awal munculnya agama adalah dari Tuhan bersamaan dengan diciptakannya manusia pertama yang juga bertindak selaku nabi, yaitu Adam.

Menurut Pritchard, yang disebut dengan wahyu bukanlah suatu khayalan atau imajinasi, atau bahkan intuisi. Wahyu adalah firman Tuhan tentang diri-Nya, ciptaan-Nya, relasi antara keduanya, serta jalan menuju keselamatan yang disampaikan Nabi dan Rasul pilihan-Nya direpresentasikan melalui kata-kata dan disampaikan kepada Nabi kepada umat manusia melalui bentuk bahasa yang bersifat baru, mudah dipahami tanpa kerancuan (confusion) dengan subjektivitas dan inagurasi kognitif pemikiran Nabi. 
Sedangkan menuruti van Baal, wahyu adalah sesuatu yang datang dari Tuhan atau dari dewa-dewa, jadi hal yang tidak dapat dijangkau oleh daya pikir manusia.

2.3Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan Dengan Agama
2.3.1 Hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama
Sebagian orang memahami bahwa agama sebagai cita rasa terhadap hal-hal yang bersinggungan dengan misteri. Karena antara manusia dengan agama seringkali terjadi persinggungan yang bersifat batiniah luar biasa dan mampu memberikan kepuasan yang aman, sebagai sesuatu yang mengarah pada hal-hal yang bersifat transenden. Disisi lain ilmu pengetahuan mpdern telah menunjukkan keberhasilannya dalam berbagai aspek kehidupan manusia yang maju dan terukur.
Relasi ilmu pengetahuan dan agama tidak perlu dirisaukan dan bahkan menjadi suatu kebutuhan antara keduanya. Dalam kajian islam semua “kebenaran” berasal dari tuhan. Kebenaran agama berasal dari Allah yang kemudian kebenaran berwujud firman (ayat Qawli), dan kebenaran ilmu pengetahuan natural (science), sosial (science), and human (sciences) berwujud realitas dan empiris (ayat qawli). Hakikat keduanya berasal dari Allah, maka kebenaran keduanya tidak akan berbeda apalagi bertentangan.
Dalam perkembangannya, pengembangan ilmu pengetahuan empiris (sains) dan ilmu agama oleh seorang ahli ditemukan hubungan antara keduanya yang bersifat dikotomis, biologis, parallel, harmonis, bahkan konflik atau integrasi.
2.3.2  persamaam
Antara ilmu dan agama keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh dan mencari kebenaran. Namun kedua nya memiliki caranya sendiri untuk mencari sebuah kebenaran. Ilmu mencari metodenya dengan alam termasuk manusia dan hewan yang ada di dalamnya. Sedangkan agama dengan kepribadiannya mampu memberikan persoalan atas segala persoalan yang dipertanyakan manusia baik tentang alam maupun dengan tuhan.
2.3.3 Perbedaan
Agama lahir sebagai pedoman dan panduan. Agama lahir tidak didasari dengan riset, rasis atau uji coba. Melainkan lahir dari proses peciptaan yang berada diluar jangkauan manusia. kebenaran agama bersifat mutlak, karena agama diturunkan Dzat yang maha besar, mahamutlak, dan maha sempurna yaitu Allah.& ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang dipelopori oleh akal sehat,ilmiah, empiris dan logis. & ilmu adalah cabang pengetahuan yang bekembang pesat dari waktu kewaktu. segala sesuatu yang berawal dari pemikiran logis dengan aksi yang ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti yang konkret.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Dalam kajian islam semua “kebenaran” berasal dari tuhan. Kebenaran agama berasal dari Allah yang kemudian kebenaran berwujud firman (ayat Qawli), dan kebenaran ilmu pengetahuan natural (science), sosial (science), and human (sciences) berwujud realitas dan empiris (ayat qawli). Hakikat keduanya berasal dari Allah, maka kebenaran keduanya tidak akan berbeda apalagi bertentangan.
Dalam perkembangannya, pengembangan ilmu pengetahuan empiris (sains) dan ilmu agama oleh seorang ahli ditemukan hubungan antara keduanya yang bersifat dikotomis, biologis, parallel, harmonis, bahkan konflik atau integrasi.
2.Ilmu adalah suatu anugerah yang diturunkan Allah, namun dapat dikembangkan oleh manusia dari waktu ke waktu sesuai perkembangan zaman. Agama adalah anugerah dari Allah, Agama lahir tidak didasari dengan riset, rasis atau uji coba. Melainkan lahir dari proses peciptaan yang berada diluar jangkauan manusia. kebenaran agama bersifat mutlak

3.2 Daftar Pustaka

Sihotang, K. (2009). Filsafat Manusia. Jakarta: Pustaka Filsafat.
Tafsir, P. D. (2000). Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
https://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/08/13/na8cr2-ini-syarat-agar-agama-diakui-oleh-negara
https://rangkumanmateriips.blogspot.com/2014/09/pengertian-dan-ciri-ciri-agama.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar