FILSAFAT ILMU DAN SUBSTANSI FILSAFAT ILMU
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu Ahmad Muzakkil Anam, M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Kelompok 1 kelas 3E
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN AKADEMIK 2019
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Filsafat Ilmu dan Substansi Filsafat Ilmu ini tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang sudah ikut membantu menyusun makalah ini dengan baik. Kami berharap semoga dengan makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik serta saran membangun demi terciptanya makalah yang jauh lebik baik lagi.
Salatiga, 10 September 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini ilmu semakin berkembang, hal inilah yang membuat manusia tidak berhenti untuk mencari kebenaran. Namun sebaliknya, manusia semakin giat untuk mencari kebenaran yang berlandaskan teori-teori yang sudah ada sebelumnya, dan menguji suatu teori yang baru.
Ilmu merupkan jendela pengetahuan yang sangat luas, dengan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap kebenaran suatu ilmu maka manusia akan lebih cermat dalam menangapi suatu ilmu. Dan begitu pula semakain manusia hanya mengandalkan satu teori saja maka ia akan pasif dan tidak membedakan anatara kebenaran yang paliang benar diantara pendapat pendapat lain.
Maka dizaman modern ini perlu adanya pengetahuan tentang filsafat ilmu agar dapat mendalami tentang suatu kebenaran ilmu dan intisari dari suatu ilmu itu. Dengan itu maka manusia di zaman modern ini tidak terpengaruhi oleh berita-berita yang belum pasti kebenarannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari filsafat ilmu?
2. Bagaimana ciri-ciri filsafat ilmu?
3. Apa fungsi dari filsafat ilmu?
4. Apakah substansi filsafat ilmu?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat ilmu
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari filsafat ilmu
3. Untuk mengetahui fungsi filsafat ilmu
4. Untuk mengetahui substansi filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari sudut ontologis, epistemologis maupun aksiologis melalui proses dialektika secara mendalam yang sistematis dan bersifat spekulatif.
Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelusuri dan menyelidiki sedalam dan seluas mungkin segala sesuatu mengenal semua ilmu. Filsalat ilmu merupakan bagian dan epistemologi yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu. Sedangkan Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mernpunyai ciriciri tertentu, Menurut The Liang Gie Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dan kehidupan manusia.
Filsafat ilmu merupakan suatu pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada huhungan timbal balik dan salingpengaruh antara filsalat dan ilmu Sehubungan dengan pendapat tersebut bahwa filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan, Objek dan filsalat ilmu adalah ilmu pengetahuan.
B. Ciri-ciri Filsafat Ilmu
Adapun ciri-ciri filsafat ilmu sebagai berikut:
1. Radikal, artinya dipikir sampai ke akar-akarnya
2. Universal, artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia
3. Konseptual, artinya merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia
4. Koheren atau konsisten (runtut). Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis. Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi
5. Sistematik, artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksudt atau tujuan tertentu.
6. Komperehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan
7. Bebas, artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafatboleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas dari prasangka-prasangka social, historis, kultural, bahkan reigius
8. Bertanggung jawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang-orang yang berpikir sekaligus bertanggung jawab atas pemikirannya.
C. Fungsi Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tak pernah lepas dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yaitu:
1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada
2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat
3. Meberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup, dan pandangan dunia
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
5. Menjadi sumber insipirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek. Seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disari dari Agraha Suhandi (1989)
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasasn filosofik dalam memahami berbagai konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
D. Substansi Filsafat Ilmu
a. Konsep Subtansi menurut Descartes
Dalam bahasa pergaulan sehari-hari istilah ”subtansi” kadang-kadang dipakai dalam arti “materi” atau “inti pati”, seperti misalnya dalam kalimat ”subtansi beton itu kurang baik”, atau pidato bapak presiden subtansinya supaya kita berkerja keras” . Tetapi dalam logat filsafat istilah “ subtansi” berarti hakekatnyakenyataan yang menopang segala gejala dan tidak berakar lagi dalam suatu lapisan kenyataan yang lebih mendalam. Yang diambil Dsscartes sebagai contoh ialah segumpal “malam” atau lilin. Kalau malam itu dipanaskam dekat api segala sifatnya berubah: warnanya, baunya, bentuknya, kerasnya dan seterusnya. Pancaindra kita mengamati suatu perubahan total, tetapi akal budi, meyakinkan kita bahwa yang kita lihat bukan gumpalan lilin. Nah, kalau demikian, apa yang telah berubah dan apa yang tetap sama ? Yang berubah ha ya sifatnya-sifatnya, tetapi subtansinya tetap sama.
Substansi dapat diartikan sebagai yang membentuk sesuatu atau yang pada dasarnya merupakan sesuatu atau dapat disempitkan menjadi itu. Menurut Aristoteles substansi merupakan sesuatu yang di dalamnya terwujud esensi. Substansi dipandang sebagia sesuatu yang adanya terdapat di dalam dirinya sendiri.
Menurut Ismaun (2001) substansi filsafat ilmu dibagi menjadi 4 bagian, yaitu substansi yang berkenaan tentang:
1. Fakta atau kenyataan
Fakta atau kenyataan memiliki beragam pengertian. Tergantung sudut pandang fil;osofis yang melandasi
a. Positivistic, berpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila ada korespondensi antara yang sensual dengan yang sensual lainnya
b. Fenomenologik memiliki 2 arah perkembangan , yang pertama menjurus ke arah teori korespondensi antara ide dengan fenomena, dan yang kedua menjurus ke arah koherensi moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan system nilai
c. Rasionalistik, menganggap suatu sebagai nyata, bila ada koherensi antara empiric dengan skema rasional
d. Realisme-metafisik, berpendapat bahwa sesuatu yang nyata bila ada koherensi antara empiri dengan obyektif
e. Pragmaisme, memiliki pandangan yang ada itu yang berfungsi.
2. Kebenaran (truth)
Teori rumusan kebenaran terbagi menjadi 5 teori yaitu:
a. Kebenaran koherensi
Yaitu adanya kesesuaian atau keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik berupa skema, system, ataupun nilai.
b. Kebenaran korespondensi
Berpikir benar korespondensial adalah berpikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu yang lain.
c. Kebenaran performative
Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan actual dan menyatukan apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis, yang teooritik, maupun yang filosofik, orang mengetengahkan kebenaran tampilan actual.
d. Kebenaran pragmatic
Yang benar adalah yang konkret, yang individual dan yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis.
e. Kebenaran proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks, yang merentang dari subyektif individual sampai yang obyektif. Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar.
KSIMPULAN
Filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelusuri dan menyelidiki sedalam dan seluas mungkin segala sesuatu mengenal semua ilmu. Filsalat ilmu merupakan bagian dan epistemologi yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu. Sedangkan Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mernpunyai ciriciri tertentu.
Subtansi dapat diartikan sebagai yang membentuk sesuatu atau yang pada dasarnya merupakan sesuatu atau dapat disempitkan menjadi itu. Jaadi subtansi filsafat ilmu adalah segala sesuatu yang membentuk filsafat ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Ismaun, (2001), Filsafat Ilmu, (Diktat Kuliah), Bandung : UPI Bandung.
Ltif Muhktar . (2014). Orientasi ke Arah pemahaman filsafat Ilmu. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Peursen Van. (1980). Orientasi di Alam Filsafat Ilmu. Jakarta: PT GRAMEDIA.
Antom. (2016, 02 12). https://nurhayatielzahra.blogspot.com/search?q=subtansi. Retrieved 09 5, 2019, from nurhayatielzahra.blogspot.com: https://nurhayatielzahra.blogspot.com
Anonim. (2009, Agustus 2). http://lingkaranilmu.blogspot.com/2009/08/substansi-filsafat-ilmu . Retrieved September 6, 2019, from http://lingkaranilmu.blogspot.com: http://lingkaranilmu.blogspot.com/2009/08/substansi-filsafat-ilmu
Irpan. (2012, Maret 9). http://irpan91.blogspot.com/2012/tjuan-fungsi-dan-manfaat-filsafat . Retrieved September 7, 2019, from http://irpan91.blogspot.com: http://irpan91.blogspot.com/2012/tjuan-fungsi-dan-manfaat-filsafat
Senin, 09 September 2019
filsafat dan substansi filsafat ilmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar