Rabu, 15 Mei 2019

Makalah tentang tawadhu dan taqwa

Nama kelompok:
Anik Fitriyani
Khoirun Nissa Afina
Pipit Wulansari


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar  kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Salatiga, 11Mei 2019

Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. Tawadhu 3
a. Pengertian Tawadhu 3
b. Dalil Naqli Tawadhu 4
c. Ciri-ciri Sifat Tawadhu 5
d. Manfaat atau Faedah Tawadhu 5
e. KeutamaanTawadhu 6
f. Macam-macam Tawadhu Dan Contohnya 7
B. Takwa 8
a. Pengertian Takwa 8
b. Dalil Naqli Takwa 8
c. Ciri-ciri Sifat Takwa 9
d. Manfaat Takwa 10
e. Macam-macam Takwa Dan Contohnya 11
f. Kriteria seseorang dikatakan memiliki sifat takwa 11
BAB III 13
PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang ahwal dalam ahklak tasawuf yaitu takwa dan tawadhu. Sebagai umat muslim tentunya kita harus mempelajari tentang apa itu takwa dan bagaimana penerapanya juga dalam sifat tawadhu itu seperti apa? diharapkan pembaca ssetelah mempelajari makalah ini dapat menerapkan sikap takwa kepada Allah swt dan mempunyai sifat tawadhu dalam dirinya. Takwa dan tawadhu mempunyai kaitan apabila seseorang sudah mempunyai sifat takwa kepada Tuhan maka sesseorang tersebut secara perlahan juga akan memiliki sifat tawadhu.
Takwa yaitu taat  dan menjalankan semua ketentuan Allah swt dan menjauhi semua yang dilarang-Nya. Bagaimana seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang takwa? apakah ada kriteria tertentu yang menandakan bahwa seseorang tersebut mempunyai sifat takwa? lalu apasajakah keuntungan yang dapat kita ambil jika seseorang mempunyai sifat takwa?. Sama halnya dengan tawadhu yaitu seseorang yang mempunyai sifat rendah diri atau tidak merasa sombong terhadap orang lain disekitarnya. bagaimana seseorang disebut mempunyai sifat tawadhu? adakah dalil-dalil yang mengharuskan kita untuk bersifat tawadhu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana seseorang disebut mempunyai sifat takwa dan tawadhu dalam hidupnya?
2. Bagaimana cara seseorang untuk mencapai sifat takwa dan tawadhu?
3. Apasajakah manfaat jika sesorang bersifat takwa dan tawadhu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui seseorang mempunyai sifat takwa dan tawadhu
2. Untuk mengetahui cara agar kita dapat bersifat takwa dan tawadhu dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengetahui manfaat dari sifat takwa dan tawadhu 

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tawadhu
a. Pengertian Tawadhu
Yang dimaksud dengan Tawadhu ialah merendahkan diri dan berlaku lemah lembut. Para ulama menefinisikan berbeda-beda tentang Tawadhu. Kebanyakan yang membuat definisi tawadhu termasuk ulama ahli tasawuf (ahli hakikat):
1) Tawadhu ialah bersikap tenang, sederhana, dan sungguh-sungguh dan menjauhi perbuatan takabbur (sombong) ganas, ataupun membangkang. Tawadhu itu merupakan salah satu sifat Mu’min yang termasuk Shadiqin.
2) Fudlai bin ‘Iyadl seorang wara’ ahli tasawuf, angkatan tabi’ut-tabi’in, mengatakan bahwa orang mutawadli’ ialah orang yang tunduk dan taat melaksanakan yang haq (benar) serta menerima kebenaran itu dari siapapun.
3) Pendapat lain menegaskan bahwa tawadhu ialah sikap tidak menganggap kelakuanya lebih tinggi dari yang lain.
4) Al-Junaid seorang wara’ ahli tasawuf, angkatan tabi’ut-tabi’in menganggap bahwa tawadhu ialah tidak membusungkan dada tapi lemah lembut tanda hormat.
5) Ibnu ‘Ahaillah as-Sakandi, seorang ahli fiqih dan tasawuf, angkatan abad ketujuh Hijriyah atau abad ke-13 Miladiyah menganggap bahwa tawadhu ialah menerima yang haq (benar).
6) Al-Harawi berkata bahwa tawadhu ialah bersungguh-sungguh mencapai yang haq.
7) Ibnu Taimiyah, seorang ahli dalam mahzab Hambali menerangkan dalam kitabnya, Madarijus-Salikin bahwa tawadhu ialah menunaikan segala yang haq dengan bersungguh-sungguh, taat menghambakan diri kepada Allah sehingga benar-benar hamba Allah (bukan hamba orang banyak, bukan hamba hawa nafsu dan bukan karena pegaruh siapapun) dan tanda menganggap dirinya tinggi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tawadhu adalah sikap rendah hati atau tidak sombong, lemah lembut, dan sifat yang menunjukkan ketundukkan kepada kebenaran entah dari siapapun yang mengutarakannya.
b. Dalil Naqli Tawadhu
Surat al-Furqan ayat 63
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا.
Artinya: Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam”. (QS. al-Furqan [25]:63
Hadist tentang tawadhu'
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim no. 2588).
c. Ciri-ciri Sifat Tawadhu
Adapun seseorang yang mempunyai sifat tawadhu akan mempunyai ciri-ciri atau sikap yang mulia antara lain yaitu:
1) Tunduk dan patuh kepada Kebenaran. Dengan menerima sepenuh hati kebenaran dan tidak ada keinginan didalam dirinya untuk menentang kebenaran tersebut.
2) Menghormati orang lain dan menghargai kedudukan nya.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya)
3) Sederhana dalam berjalan yakni berjalan dengan ringan, tenang, tidak memberatkan diri didalam langkahnya, tidak dibuat-buat dan tidak terkandung didalamnya kesombongan, tidak pula memalingkan pipi, tidak juga terlalu lepas kendali. Bukan berjalan seperti orang yang tidak berdaya, lemah langkahnya dan menundukkan kepala. Rendah hati dan lemah lembut kepada sesama
d. Manfaat atau Faedah Tawadhu
Jika seseorang dapat bersifat atau mempunyai sifaat tawadhu maka dalam hidupnya akan mendapatkan manfaat antara lain:
1) Salah satu jalan yang akan mengantarkan pada surga
2) Allah swt akan mengangkat kedudukan orang yang rendah diri dihati manusia. Dikenang kebaikanya oleh orang lain serta diangkat derajatnya diakhirat
3) Bahwa sikap tawadhu terpuji itu ditujukan pada orang-orang yang beriman, adapun pengumpul dunia serta orang yang sesat maka bersikap rendah diri terhadap mereka akan menjadikan kehinaan
4) Sifat tawadhu sebagai bukti akan keindahan akhlak serta pergaulan
5) Bahwa sifat tawadhu merupakan sifatnya para Nabi dan Rasul

e. KeutamaanTawadhu
1) Tawadhu' dapat mengangkat derajat seorang hamba.
Rasulullah saw bersabda:"Tidaklah berkurang harta karena sedekah, tidaklah Allah menambah kepada seseorang hamba sifat pemaaf, kecuali dia akan mendapatkan kemuliaan, serta tidaklah seorang menerapkan sifat tawadhu' karena Allah kecuali Allah pasti mengangkat derajatnya." (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih nya XVI/141, Imam Ad-Darimi dalam Sunan nya 1/369, Imam Ahmad dalam Musnad 2/386 dan selain nya)
2) Tawadhu' dapat mengangkat derajat dan pangkat seorang hamba
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :"Tidaklah dari setiap keturunan Adam, melainkan dikepalanya terdapat hakamah ditangan seorang Malaikat. Apabila ia tawadhu', dikatakan kepada Malaikat tersebut : "Angkatlah hakamahnya", sedangkan apabila ia sombong, dikatakan kepada Malaikat tersebut : "Letakkan hakamahnya." (Silsilatul Ahadits Ash-Shahihah no 538)
Hakamah adalah besi kekang yang berada dihidung kuda, tali kekang tersebut dapat mencegah kuda dari melawan perintah penunggangnya.
3) Tawadhu' itu menghasilkan keselamatan, mendatangkan persahabatan, menghapuskan dendam, dan menghilangkan pertentangan.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu', sehingga seseorang tidak merasa bangga lagi sombong terhadap orang lain dan tidak pula berlaku aniaya kepada orang lain." (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih nya).
f. Macam-macam Tawadhu Dan Contohnya
Para ulama membagi tawadhu menjadi tiga tingkat:
1) Tawadhu kepada agama, yaitu sikap tidak menentang keterangan-keterangan yang dinukil dari Allah swt dan Rasul-Nya dengan alasan akal ratio, tidak mencela argumen Agama dan tidak menimbulkan terjadinya Khilafah (perselisihan pendapat).
2) Sikap rela menjadikan  sesama Muslimin sebagai saudaranya, selama Allah swt menganggap orang tersebut sebagai hamba-Nya.
3) Merendahkan diri kepada yang haq yang datang dari Allah swt semata serta tunduk, taat dan patuh kepada hukum-hukum-Nya dan tidak membangkang sama sekali. 
B. Takwa
a. Pengertian Takwa
Takwa adalah kata dari “waqa” yang artinya menjaga diri, maksudnya memelihara atau berhati-hati dari mengerjakan apa-apa yang bersifat keburukan dan kemungkaran. Jadi, kita harus menjaga diri sendiri, jangan sampai melakukan perbuatan yang dilarang-Nya dan tidak mengerjakan apa pun yang diharamkan oleh agama.  Wasiat Allah SWT kepada hamba-Nya untuk bertakwa (QS.An-Nisa: 131)
Artinya : Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang di bumi, dan sungguh kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu,”Bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah ), sesungguhnya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Mahakaya lagi Mahaterpuji.
b. Dalil Naqli Takwa
Surah Al-Anfal 29
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Qs. Al-Anfal:29)
Hadist tentang taqwa
Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahu’anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن
Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’)
c. Ciri-ciri Sifat Takwa
Menurut Abu Laits (seorang ahli fiqih), ada 7 macam tanda orang yang bertaqwa kepada Allah SWT, yaitu:
1) Lidahnya dibuat atau digunakan untuk selalu berdzikir kepada Allah SWT, membaca  Al – Qur’an, dan tidak lagi digunakan untuk berdusta, menggunjing, mengadu domba,.
2) Ia selalu menciptakan perdamaian, tidak mempunyai hati yang  iri, permusuhan.
3) Tatap matanya selalu melihat yang benar, tidak ada yang haram dan tidak dengan keinginan nafsu, tetapi ia memandang dengan mengambil i’tidal.
4) Tidak akan mengisi perutnya dengan makanan yang haram, karena itu adalah perbuatan dosa.
5) Ia tidak akan memanjakan tangannya untuk barang yang haram, tetapi ia akan menggunakan tangan tersebut untuk memenuhi ketaatan dan kebenaran.
6) Telapak kakinya tidak akan berjalan di dalam kemaksiatan, tetapi akan selalu berjalan bersama orang – orang yang sholeh.
7) Dia akan selalu menjadikan ketaatanya tersebut murni karena Allah SWT.


4) Manfaat Takwa
Apabila seseorang sudah dapat menerapkan sifat takwa di dalam dirinya maka ia akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:
1) Penyertaan dan pemeliharaan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT, yang hanya dikhususkan kepada umat yang bertakwalla.
2) Manusia dapat memperoleh ilmu yang diterima langsung dari Tuhan, yang menurut istilahnya, biasa dinamakan Ilmu Laduni.
3) Dapat membeda-bedakan jalan mana yang perlu dilalui dan ditempuh, ini apabila terjadi perserupaan atau datangnya kemusyrikan yang sukar dipecahkan. Selain itu juga dapat menutup berbagai macam kejelekan dan memperoleh  pengampunan dari Tuhan Yang Mahatinggi.
4) Diselamatkan dari siksa api neraka pada hari kiamat nanti.
5) Mudah menemukan jalan keluar dikala mendapat kesukaran, dan mudah memperoleh rezeki yang halal yang kadang-kadang tanpa diduga, bahkan mendapatkan kemudahan dari Tuhan dalam segala hal, di samping dilimpahi pahala yang tidak terhingga.
6) Mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Tuhan di akhirat nanti, yakni masuk surga.
7) Memperoleh kemuliaan atau karamah didunia dan akhirat.




5) Macam-macam Takwa Dan Contohnya
1) Seorang yang masuk agama Islam maka dia akan menjaga dirinya dari kekufuran.
2) Seorang yang percaya dan beriman kepada rasul maka dia akan menjaga dirinya dari mendustai Rasulullah.
3) Orang yang ikhlas maka dia akan menjaga dirinya dari riya (pamer).
4) Orang yang bertaubat maka dia akan menjaga dirinya dari dosa-dosa.
5) Seorang yang zuhud maka dia akan menjaga dirinya dari dunia dan tipu dayanya.
6) Seorang yang mengerjakan apa yang diperintahkan seperti shalat, zakat, puasa, haji dan lain-lain maka dia akan menjaga dinya untuk tidak meninggalkannya.
6) Kriteria seseorang dikatakan memiliki sifat takwa
1) Al-Kouf bil Jalil (Takut kepada Allah yang Maha Mulia). Yang dimaksud takut disini bukan seperti kepada algojo atau atasan yang jahat. Namun, yang dimaksud takut disini adalah takut karena kebesaran dan kemahabijaksanaan Allah SWT, sehingga dia takut jika melanggar aturan Allah SWT, bahkan dia takut padaNya meskipun manusia tidak melihatnya. Hal ini pernah tercermin pada seorang wanita yang meminta Nabi saw agar ia dihukum rajam karena perbuatannya, sebab dia takut akan siksa Allah di akhirat.
2) Al-hukmu bit tanzil (Berlandasan hukum kepada al-Quran yang diturunkan). Banyak di antara umat Islam yang ingin berhukum kepada Al-Quran, namun mereka masih memakai hukum kuffar. Suatu hari dua muallaf Yahudi telah resmi masuk Islam, namun dalam amalannya, mereka masih menikmati ritual agama Yahudi, dimana setiap hari sabtu masih melakukan ibadah cara Yahudi, maka turunlah ayat Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan”.
3) Al-isti’dad li yaumil rahil (Menyiapkan diri untuk hari akhirat). Nabi saw pernah menyatakan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya dan beramal.
4) Al-ridho bil qolil (Ridho dengan bagian yang sedikit). Sikap ini sepadan dengan makna qona’ah (rasa puas dengan pemberian Allah). Sikap ini sangat sulit jika tidak didorong dengan sikap husnuzzhon (baik sangka) kepada Allah SWT, sebab sifat dasar manusia adalah selalu ingin lagi dan ingin lagi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita mempelajari apa itu tawadhu dan takwa di atas maka sebagai hamba Allah swt seharusnya kita melaksanakan  selalu bersikap tawadhu yaitu selalu rendah diri dan tidak sombong terhadap diri sendiri kepada orang lain, lalu manfaat yang dapat diambil jika seseorang mempunyai sifat tawadhu yaitu jalan yang akan mengantarkan pada surga, Allah swt akan mengangkat kedudukan orang yang rendah diri dihati manusia, sebagai bukti akan keindahan akhlak serta pergaulan.
Apa yang ia perintahkan termasuk bersifat takwa kepada ajaran-ajaranya,Takwa kepada Allah swt maksudnya menjaga diri, memelihara atau berhati-hati dari mengerjakan apa-apa yang bersifat keburukan dan kemungkaran. Jadi, kita harus menjaga diri sendiri, jangan sampai melakukan perbuatan yang dilarang-Nya dan tidak mengerjakan apa pun yang diharamkan oleh agama. Dan selalu taat terhadap ketentuan-ketentua-Nya.
Seseorang yang mempunyai sifat takwa kepada Allah swt pastinya mempunyai rasa takut karena kebesaran dan kemahabijaksanaan Allah SWT, sehingga dia takut jika melanggar aturan Allah SWT, bahkan dia takut padaNya meskipun manusia tidak melihatnya, Berlandasan hukum kepada al-Quran yang diturunkan, Menyiapkan diri untuk hari akhirat,serta ridho.



B. Saran
Sebagai umat manusia seharusnya kita selalu taat dan patuh terhadap ketentuan-ketentuan agama kita yaitu agama islam, selalu bersikat takwa kepada Allah swt. Selain itu kita juga seharusnya mempunyai sifat tawadhu atau tidak sombong kepada orang lain, sayangnya kita sering tidak sadar bahwa kita hampir setiap hari melakukan kesombongan walaupun kita tidak sadar. Maka dari itu sejak saat ini mari perbaiki ahklak kita dengan sebaik-baiknya agar kita menjadi hamba yang selalu dicintai oleh Allah swt.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hadad, S. A.-I. (1999). Penyejuk Hati Penawar Jiwa. Bandung: CV Pustaka Setia.
K.H.M.Ali Usman. (n.d.). Hadits Qudsi. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.
sallam, K. N. (1268).
htttps://muslim.or.id./11102-bertaqwalah-dimanapun-kau-berada.html diakses pada tanggal (14 Mei)
https://www.tmsi-semangat.org/2017/12/7-macam-tanda.orang-bertaqwa.html?m=1 diakses pada tanggal (14 Mei)
https://islamiwiki.blogspot.com/2014/02/arti-hakikat-dan-contoh-orang-yang-taqwa.html?m=1 diakses pada tanggal (14 Mei)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar