Sabtu, 25 Mei 2019

Makalah SEJARAH TASAWUF

SEJARAH TASAWUF
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Ahmad Muzakkil Anam, M.Pd.I



Disusun oleh:
1. Zidny Mufidah (63020180081)
2. Siti Nur Qolifah (63020180083)
3. Listiana Vala Wardani (63020180098)



JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kemurahan-Nya makalah yang berjudul “Sejarah Tasawuf” ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam hal ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan menerima segala masukan dan saran yang bersifat konstruktif untuk lebih mempertajam dan meluaskan pandangan sehingga makalah ini dapat memberi persfektif yang benar dan bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.


Salatiga, 3 Maret 2019

Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Tasawuf pada Masa Klasik 2
1. Tasawuf Masa Nabi Muhammad SAW. 2
2. Tasawuf Masa Tabiin 3
B. Sejarah Tasawuf pada Abad Pertengahan 3
C. Sejarah Tasawuf pada Abad Modern 5
D. Sejarah Tasawuf pada Abad Kontemporer 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak tasawuf selama ini telah menjadi pemandu dalam perjalanan peradaban islam di dunia. maka tak heran jika misi utama kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau salah satunya yaitu dengan meyempurnakan akhlak manusia.
Perkembangan ilmu tasawuf tidak lepas dari sejarah perjalanan tasawuf itu sendiri. Dimulai dari masa klasik sampai era kontemporer, tasawuf telah mengalami perkembangan dan penurunan. Pemahaman manusia tentang ilmu tasawuf mulai dari masa klasik perlu dipelajari, pemikiran-pemikiran para tokoh islam yang berpengaruh oleh kehidupan muslim sampai saat ini pun mesti diketahui. Akan tetapi perkembangan zaman dan modernisasi menggeser pola pikir manusia menjadi keduniawian, dan melupakan ke-Tuhanan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah tasawuf pada masa klasik?
2. Bagaimana sejarah tasawuf pada abad pertengahan?
3. Bagaimana sejarah tasawuf pada abad modern?
4. Bagaimana sejarah tasawuf pada era kontemporer?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah tasawuf pada masa klasik.
2. Mengetahui sejarah tasawuf pada abad pertengahan.
3. Mengetahui sejarah tasawuf pada abad modern.
4. Mengetahui sejarah tasawuf pada era kontemporer
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Tasawuf pada Masa Klasik
Perkembangan tasawuf pada masa klasik itu berkisar pada masa  Nabi Muhammad SAW, para Sahabat (Khulafaur Rasyidin), dan Tabi’in.
1. Tasawuf masa Nabi Muhammad SAW
Pada masa ini praktek tasawuf sudah dilakukan namun, belum menjadi istilah resmi hanya ada istilah zuhud. Kaum zuhud ini menjadikan Nabi Muhammad sebagai mursyid tertinggi dalam Islam dan mereka beranggapan beliau adalah manusia yang sempurna. Berasal dari tahannuts dan khalwat kehidupan kerohanian beliau yang dilakukan semasa beliau berada didalam Gua Hira. Gambaran perilaku beliau dijadikan sumber bagi para ahli sufi dalam pengalaman ajaran tasawuf. Beliau ber’uzlah dengan menyatukan pikiran dan perasaan dalam merenungi alam dan beliau telah tenggelam dalam kebesaran Allah SWT. Aktifitas uzlah inilah yang banyak diambil pelajaranya, karena penyakit jiwa tidak bisa dihilangkan kecuali dengan ber ‘uzlah. Sifat sombong, ujub, hasud, riya,dan cinta terhadap dunia, merupakan penyakit yang merusak jiwa dan hati nurani, meskipun secara lahiriyah manusia itu terlihat melakukan amalan shaleh. Tahannuts dan khalwat yang dilakukan Muhammad SAW bertujuan untuk mencari ketenangan jiwa dan kebersihan hati dalam menempuh liku-liku problema hidup yang beraneka ragam ini, berusaha memperoleh petunjuk dan hidayah dari pencipta alam semesta ini, mencari hakikat kebenaran yang dapat mengatur segala-galanya dengan baik.
Asal mula ajaran tasawuf adalah tekun beribadah, dan mempergunakan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT, berpaling dari hiasan duniawi dan keindahannya. Zyhud dari segala sesuatu yang dikejar manusia, yaitu berupa kelezatan dunia dan kemegahan tahta. Sejarah menyatakan, ketika Quraisy pada keemasannya justru Nabi Muhammad SAW lebih suka menyendiri ke Gua Hira’.

2. Tasawuf pada Masa Sahabat dan Tabi’in
Para sahabat mengembangkan tasawuf ini dengan tahapan zuhud. Yaitu dengan hidup sederhana dan dan selalu dekat dengan Allah SWT. Cara ini mencontoh  nabi Muhammad SAW. Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama antara lain khulafaur Rasyidin, Salman Al-Farisiy, Abu Dzarr Al-Ghifary, dll.
Ulama-ulama sufi dari kalangan tabiin adalah para murid dari ulama-ulama sufi  kalangan sahabat. Para tabiin juga menggunakan tahapan zuhud. Tokoh-tokoh ulama tabiin antara lainHasan Al-Bashry, Rabiah Al-Adawiyah, Sufyan bin Sa’id Ats-Tsaury, dll.
B. Sejarah Tasawuf pada Abad Pertengahan
Pada abad kedua hijriyah kaum muslimin lebih condong menggauli dunia. masa itu pintupintu kemenangan dibuka, harta dan tahta begitu mudah didapat. Ketika pemerintahan Islam dipegang Yazid bin Muawiyah, umat islam terlanda wabah hedonisme yang akut. Hubbuddunya (cinta dunia) yang diawali dari kalangan istana dan menjalar sampai masyarakat kelas bawah.
Atas karunia Allah SWT, sebagian kaum muslimin menyadari bahwa kemewahan membuat mereka terlena. Maka, dikhususkan orang orang yang tekun ibadah dengan nama sufiyah dan muthasawiyah. Ini menunjuukan bahwa munculnya tasawuf dan sufiyah adalah arus balik dari timbulnya hubbuddunya pada abad kedua hijriyah. Disinilah munculnya istilah tasawuf bagi mereka yang tekun beribadah dan isilah ini yang membedakan dengan mereka dari kebanyakan manusia yang dilalaikan oleh dunia yang fana ini.
Pada abad ketiga ini tasawuf berkembang dengan cepat, para sufi mengganti tahapan zuhud dengan tahapan tasawuf. Hal ini ditandai dengan adanya segolongan ahli tasawuf yang mencoba menyelidiki inti ajaran tasawuf yang berkembang pada masa itu, dengan cara lebih memperhatikan hal-hal yang bersangkutan dengan jiwa dan tingkah laku. Tokoh-tokoh sufi pada masa ini antara lain: Sulaiman Ad-Daraany, Ahmad bin Al- Hawaary, dll.
Pada abad keempat, kelima dan keenam hijriah, internalisasi tasawuf sudah berjalan dengan baik dan istilah tasawuf sudah mulai dikenal. Tokoh-tokoh tasawuf yang dikenal adalah Az-Zuhrawardi, Al-Qusyairi, Al-Ghazali, Al-Hallaj, Dzunnun Al-Misri, Ibnu Arabi dan Umar Al-Farid. Pada abad ini, tasawuf dibagi menjadi tasawuf sunni dan falsafi. Era ini disusul dengan era lahirnya tarekat untuk menjembatani agar teori tasawuf yang rumit bisa dinikmati oleh orang awam.
Perkembangan tasawuf pada abad keenam Hijriyah, suasana kemelut antara ulama syariat dengan ulama tasawuf memburuk, karena dihidupkannya lagi pemikiran-pemikiran Al-Huluul, widatul wujud, dan Widatul Adyan oleh kebanyakan ulama tasawuf. Para ulama yang sangat berpengaruh pada zaman ini adalah Syihabuddin Abul Futu As-Suhrawardy, Al-Ghaznawi.
Pada abad ketujuh perkembangan tasawuf menurun dukarenakan semangat masyarakat untuk mempelajari tasawuf menurun, hal ini disebabkan oleh:
a. Semakin gencarnya ulama syariat memerangi ahli Tasawuf, yang diiringi dengan serangan syiah yang menekuni ilmu kalam dan fikih.
b. Adanya tekad penguasa pada masa itu untuk melenyapkan ajaran tasawuf di dunia Islam karena dianggap menjadi sumber perpecahan umat islam. Ada beberapa ahli tasawuf yang berpengaruh di abad ini antara lain: Umar abdul Faridh, Ibnu Sabi’in, jalaluddin Al-Rummy, dll.
Perkembangan tasawuf pada abad ini tidak terdengar perkembangannya dan pemikiran baru dalam tasawuf, meskipun banyak pengarang kaum sufi yang mengemukakan pikiran tentang ilmu tasawuf, namun kurang mendapatkan perhatian yang serius dari umat islam. Sehinga nasib ajaran tasawuf hampir sama dengan abad ketujuh.
Dalam beberapa abad ini, ajaran tasawuf sangat sunyi di dunia islam, artinya nasib lebih buruk lagi dari abad keenam, ketujuh, dan kedelapan Hijriyah. Faktor yang menyebabkan runtuhnya ajaran tasawuf diantara lain : ahli tasawuf sudah hilang kepercayaan di kalangan  masyarakat islam. Serta adanya penjajah bangsa eropa yang beragama Nasrani yang menguasai negeri Islam.
C. Sejarah Tasawuf pada Abad Modern
Tasawuf  di era modern ini, ditempatkan sebagai cara pandang yang rasional sesuai dengan nalar normatif dan nalar humanis-sosiologis. Kepekaan sosial, lingkungan (alam) dan berbagai bidang kehidupan lainnya adalah bagian yang menjadi ukuran bahwa tasawuf di era modern itu tidak sekedar pemenuhan spiritual, akan tetapi lebih dari itu yaitu mampu membuahkan hasil bagi yang ada di bumi ini.
Menurut Bagir tasawuf itu bukan barang mati. Sebab tasawuf itu merupakan produk sejarah yang seharusnya dikondisikan sesuai dengan tuntutan  dan perubahan zaman. Penghayatan tasawuf bukan untuk diri sendiri, seperti yang kita temui di masa silam. Tasawuf di era modern adalah alternatif yang mempertemukan jurang kesenjangan antara dimensi ilahiyah dengan dimensi duniawi. Banyak orang yang secara normatif (kesalehan individu) telah menjalankan dengan sempurna, tetapi secara empiris (kesalehan sosial) kadang-kadang belum tampak ada. Dengan demikian lahirnya tasawuf di era modern diharapkan menjadi tatanan kehidupan yang lebih baik.
Munculnya Pemikiran dan Karakteristik Neo-Sufisme (Tasawuf Modern) dalam dunia Islam tidak luput dari adanya kebangkitan agama yang menolak terhadap kepercayaan yang berlebihan kepada sains dan teknologi selaku produk era modernisme. Pemikiran dan Karakteristik Neo-Sufisme (Tasawuf Modern) modernisme telah dinilai gagal dalam mengantarkan kehidupan manusia lebih baik, yang penuh dengan kepedulian dan menebarkan kasih sayang, atau bahkan efek dari modernisme tidak lagi memanusiakan manusia sebagaimana layaknya manusia adanya, justru modernisme menjauhkan kehidupan yang bermakna bagi manusia itu sendiri, maka banyak orang yang kembali pada agama sebagai institusi religiusitas. Era modern harus merapat pada agama yang mampu menjamin kehidupan penuh makna.
D. Sejarah Tasawuf pada Abad Kontemporer
Tasawuf mempunyai potensi besar karena mampu menawarkan pembahasan spiritual, mengajak manusia mengenal dirinya sendiri, dan akhirnya mengenal Tuhannya. Dan ini merupakan pegangan hidup manusia yang paling ampuh, sehingga tidak terombang-ambingkan oleh badai kehidupan ini. Ia menjadi penuntun hidup bermoral, sehingga dapat menunjukkan eksistensi manusia sebagai makhluk termulia di muka bumi ini.
Tasawuf pada masa sekarang mempunyai tanggung jawab sosial lebih berat dari pada masa lalu. Untuk memberi jawaban bagaimana tanggung jawab sosial tasawuf pada zaman modern ini, maka terlebih dahulu akan diketengahkan bagaimana ciri masyarakat modern itu.
Masyarakat kontemporer ditandai oleh lima ciri pokok, yakni:
1. Berkembangnya massa culture.
2. Tumbuhnya sikap-sikap yang lebih mengakui kebebasan bertindak, manusia bergerak menuju perubahan masa depan.
3. Tumbuhnya kecenderungan berpikir rasional.
4. Tumbuhnya sikap hidup yang materialistik.
5. Meningkatnya laju urbanisasi. (Atha' Muzhar, 1993).












BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah perkembangan taswuf dibagi menjadi empat periode yaitu pada masa klasik, pertengahan, modern, dan kontemporer. Pada masa Nabi Muhammad SAW praktik tasawuf sudah dilakukan namun, belum menjadi istilah resmi hanya ada istilah zuhud. Perkembangan tasawuf masa sahabat nabi SAW dilakukan oleh Khulafaur Rasyidin,dimana tetap tidak menghilangkan semua perilaku Nabi Muhammad sebagai teladan, meskipun Nabi Muhammad sudah wafat. Juga tetap melakukan sesuatu yang bersifat mendekatkan diri kepada Allah  dengan hidup kesederhanaannya seperti wara’, tawadhu, zuhudnya Nabi Muhammad SAW di tunjukan semata-mata hanya untuk Allah.
Pada abad ke-1 dan ke-2 perkembangan tasawuf dilakukan oleh para sahabat dan tabiin melalui tahapan zuhud. Pada abad ke-3 dan ke-4 perkembangan tasawuf dilakukan tahapan tasawuf, tetapi pada abad ke-4 perkembangan tasawuf lebih pesat. Pada abad ke-5 tasawuf  mulai rawan dikarenakan ada para ulama yang ingin mengembalikan kepemimpinan pada keluarga Ali bin Abi Thalib. Pada abad ke-6, ke-7, dan ke-8, perkembangan tasawuf mengalami penurunan drastis. Pada abad ke-9, ke-10,dan seterusnya, perkembangan tasawuf sunni dari Islam.
Tasawuf pada masa sekarang (kontemporer) mempunyai tanggung jawab sosial lebih berat dari pada masa lalu, karena kondisi dan situasinya lebih kompleks, sehingga refleksinya bisa berbeda. Untuk memberi jawaban bagaimana tanggung jawab sosial tasawuf pada zaman sekarang ini, maka terlebih dahulu akan diketengahkan bagaimana ciri masyarakat modern itu.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat tersusun menjadi lebih baik lagi sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2019. TASAWUF SOSIAL KH. MA. SAHAL MAHFUDH: Tasawuf Kajen Menghasilkan Solusi, Jakarta: PT. Alex Media Komputindo
Fathurahman, Syekh Akbar Muhammad. 2016. JALAN MENUJU TUHAN. Jakarta: PT Grasindo
Sholihin, Muhammad dan Rosyid, Anwar. 2004. Akhlak Tasawuf. Bandung: PT Nuwansa
https://histori.id/pemikiran-dan-karakteristik-neo-sufisme-tasawuf-modern/
http://mahsun38.blogspot.com/2011/05/makalah-tasawuf-pada-zaman-kontemporer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar